LINGKUNGAN RW.08 Merbabu Asih, Kelurahan Larangan, Kota Cirebon, Propinsi Jawa Barat, kini dikenal sebagai Kampung Ramah Lingkungan. Hal itu ditandai dengan kondisi lingkungan yang bersih, sehat dan hijau dengan aneka ragam tanaman yang tumbuh subur di setiap halaman rumah warga permukiman tersebut.
Berbagai jenis pepohonan di sepanjang jalan lingkungan memberikan kesejukan di tengah teriknya matahari dan udara di sekitar Kota Cirebon yang biasanya cukup panas itu. Kota Cirebon dikenal daerah berhawa panas, secara geografis daerah ini berdekatan dengan laut.
Sementara, tanaman rambat yang menghiasi setiap gang menjadi daya tarik tersendiri keramahan lingkungan Merbabu Asih. Padahal, beberapa tahun yang lalu lingkungan RW 08 Merbabu Asih kurang penataan jika tidak dibilang kumuh
Sebagai daerah yang menyandang predikat Kampung Ramah Lingkungan, lingkungan RW yang berpenduduk 617 jiwa (59 kepala keluarga), itu selain tampak bersih dan hijau ditunjang tersedianya sarana penunjang lingkungan lebih baik yang dibangun masyarakat secara berkelanjutan.
Masyarakat RW.08 Merbabu Asih tak henti melakukan inovasi serta pengembangan kegiatan. Contohnya dengan terus melakukan upaya menambah lubang biopori, sumur resapan, kolam retensi, vegetasi, early warning system dan Greenhouse.
Hingga kini sudah ada 142 lubang biopori dimensi 4 inch serta kedalaman satu meter dan 17 sumur resapan masing-masing berukuran 1 x 1 x1 meter. Lubang biopori dan sumur resapan itu untuk menahan air laut masuk, disamping sebagai mini komposter yang menjadi daya dukung tanah.*
Sampah Yang Membawa Berkah
Menurut beberapa warga, kondisi lingkungan RW.08 Merbabu Asih pada tahun 2009 sangat jauh jika dibandingkan kondisi saat ini. Saat itu sampah menjadi persoalan utama, karena sering menimbulkan masalah yang mengganggu kenyamanan warga.
Kehadiran Komunitas Secerah Pagi (Semoga Cepat Rapih Pekarangan Asri Gemerlap Indah), yang digagas Agus Supriono, Ketua RW.08 Merbabu Asih, pada tahun 2010, telah merubah kondisi lingkungan yang kurang tertata menjadi kawasan permukiman yang ramah lingkungan serta mempunyai nilai ekonomi.
Komunitas lingkungan itu membentuk bank sampah, kompos, kerajinan daur ulang, edukasi. Masing-masing warga punya tugas berbeda, namun dilakukan bersama tidak farsial.
Sampah rumah tangga yang awalnya menjadi masalah, kini menjadi berkah karena dikelola dengan baik sehingga menghasilkan barang kerajinan yang mempunyai nilai jual cukup tinggi hingga satu buah hasil kerajinan mencapai ratusan ribu rupiah.
“Tidak hanya menghasilkan produk kerajinan, tapi juga mampu mengurangi volume sampah yang harus diangkut ke Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA),” ujar Agus Supriono.
Dalam satu mingggu rata-rata sampah yang berhasil dipungut langsung dari sumbernya mencapai 24,00 meter kubik yaitu 6 meter kubik sampah an organik dan 18 meter kubik sampah organik.
Sampah itu direduksi 15 persen artinya dapat mengelola sampah dan limbah 3. 6 meter kubik. Selainnya 20,40 meter kubik diangkut ke TPSA.
Kegiatan dalam komunitas itu terus berkembang, sehingga terbentuk Kelompok Wanita Tani (KWT) Secerah Pagi yang bergerak dalam budidaya tanaman sayuran hidroponik di pekarangan rumah maupun di lahan khusus.
Budidaya tanaman sayuran hidroponik telah berdampak selain kesehatan lingkungan, juga , berdampak pula terhadap ekonomi masyarakat karena secara ekonomi menghasilkan untuk menambah penghasilan keluarga.
Peduli Inflasi
Masyarakat RW.08 Merbabu Asih kini membangun Kampung Ramah Lingkungan secara terpadu dengan mengintegrasikan kegiatan membangun Kampung Ramah Lingkungan khususnya yang mempunyai nilai ekonomi bagi kesejahteraan masyarakat.
Salah satu diantaranya melakukan budidaya tanaman sayuran hidroponik di lahan khusus yang kini dikelola oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Secerah Pagi. Lahan yang ditanami berbagai jenis sayuran itu terbagi dalam dua bagian dengan masing-masing luas lahan kurang kurang lebih 170 meter persegi.
Berbagai jenis tanaman sayuran tumbuh subur di lahan pekarangan . Seperti tanaman cabe, bayam, tomat, kol dan banyak jenis tanaman sayuran lainnya. Tak heran, karena tanaman itu dipelihara rutin oleh anggota yang tergabung dalam kelompok tani itu.
“ Ini merupakan pengembangan budidaya tanaman sayuran yang biasa dilakukan oleh warga di masing-masing pekarangan rumahnya,” ujar Ketua KWT Secerah Pagi, Dede Kurniasih.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cirebon, HM Abdul Syukur, mengatakan masyarakat RW.08 Merbabu Asih mempunyai komitmen kuat dalam membangun Kampung Ramah Lingkungan.
Mereka konsisten melakukan upaya pengelolaan lingkungan berbasis masyarakat secara berkelanjutan yang berdampak tidak hanya pada perbaikan lingkungan, melainkan telah melahirkan peluang ekonomi baru kuhususnya bagi masyarakat RW.08 Merbabu Asih.
Menurut Abdul Syukur, pola-pola pengelolaan lingkungan yang dilakukan oleh masyarakat Merbabu Asih, kini mulai diadopsi di lingkungan RW lain khususnya di Kota Cirebon. Bahkan banyak institusi dari luar daerah di Indonesia maupun Mancanegara yang menimba ilmu mengenai lingkungan di Merbabu Asih.
Ia mengapresiasi upaya yang dilakukan masyarakat RW.08 Merbabu Asih dalam mendukung pembangunan lingkungan khususnya di Kota Cirebon. Masyarakat RW.08 Merbabu Asih telah mengharumkan nama Cirebon, terutama setelah meraih prestasi program lingkungan terbaik Se-Indonesia tahun 2018 .
Taman Asuransi Astra
Ketua RW. 08 Merbabu Asih, Agus Supriono, mengatakan bicara soal Kampung Ramah Lingkungan Merbabu Asih tidak bisa dipisahkan dengan peran PT. Asuransi Astra Cirebon, karena memang Kampung Ramah Lingkungan itu salah satu bagian dari program Kampung Berseri Astra (KBA) tahun 2016.
Kampung Berseri Astra yaitu program kontribusi sosial berkelanjutan Astra yang diterapkan kepada masyarakat dengan konsep pengembangan yang mengintegrasikan empat pilar program yaitu kesehatan, pendidikan, lingkungan dan kewirausahaan.
“Kami mendapat dukungan PT. Asuransi Astra Cirebon melalui program KBA fokus dalam program lingkungan yang diaplikasikan membangun Kampung Ramah Lingkungan,” kata inspirator Kampung Berseri Astra terbaik se-Indonesia tahun 2017 itu.
PT. Asuransi Astra Cirebon membangun Taman Asuransi Astra serta memberikan bantuan penyediaan bibit pohon untuk penghijauan sekitar permukiman yang terletak kurang lebih 3 kilometer arah timur Terminal Bis Harjamukti itu.
Taman Asuransi Astra yang dibangun dengan memanfaatkan lahan fasum di Jalan Bali Merbabu Asih, itu menjadi salah satu saksi sejarah perjalanan masyarakat Merbabu Asih dalam menguatkan komitmen masyarakat membangun Kampung Ramah Lingkungan.
Taman Asuransi Astra tidak hanya memberikan keindahan bagi lingkungan, tapi telah menjadi salah satu media pemersatu warga. Bukan secara kebetulan, pada saat peresmian dimulainya pembangunan Taman Asuransi Astra dihadiri empat tokoh pemuka agama warga RW. Merbabu Asih.
Masyarakat RW.08 Merbabu Asih heterogen, oleh karena itu berkumpulnya tokoh pemuka agama saat itu boleh dibilang merupakan momen penting dalam menguatkan komitmen menata lingkungan dalam bingkai kebhinekaan.
Bukan hanya itu, sambung Agus, dalam momen bersejarah itu hadir beberapa pejabat Pemerintah Kota Cirebon maupun PT. Asuransi Astra yang memberikan dukungan serta semangat untuk terus melakukan inovasi membangun kawasan permukiman ramah lingkungan.
Pejabat yang hadir mewakili Pemerintah Kota Cirebon saat itu diantaranya Asisten Daerah (Asda) Kota Cirebon Jaja Sulaeman, Kepala Kantor Lingkungan Hidup Kota Cirebon Agung Sedijono. Selain itu Camat Harjamukti Agus Suherman dan dan Kepala Kelurahan Larangan Bambang Sugito.
Sementara, pejabat yang mewakili PT. Asuransi Astra diantaranya dari PT. Asuransi Astra Jakarta yaitu Teguh, Kepala Cabang Asuransi Astra Cirebon Iyus Suryaman bersama jajarannya serta tokoh masyarakat setempat.
Teguh pejabat yang mewakili PT. Asuransi Astra, saat itu kagum atas upaya masyarakat RW.08 Merbabu Asih dalam melakukan gerakan membangun kampung ramah lingkungan di lingkungan masyarakat yang heterogen itu.
“Saat itu beliau mengharapkan agar Taman Asuransi Astra itu dimanfaatkan dengan baik. Alhamdulillah Taman Asuransi itu kini bermanfaat, bahkan telah menginspirasi serta mendorong semangat kami untuk membangun kampung ramah lingkungan secara terpadu,” paparnya. ***
Tulisan Terkait : Tekadnya Ingin Menyelamatkan Lingkungan