MINGGU (15/4/2018), cuaca di sekitar lokasi pembangunan hunian sementara (Huntara) Blok Sawahluhur Desa/Kecamatan Ciniru, Kabupaten Kuningan cukup cerah. Sejumah pekerja tampak semangat mengerjakan beberapa bangunan huntara yang belum selesai. Sejumlah anak riang bermain bersama ibunya.
Mereka adalah sebagian kecil pengungsi warga Desa Pinara yang terkena bencana kurang lebih dua bulan yang lalu yang kini masih bertahan di tempat pengungsian gedung Rumawat tak jauh dari lokasi Huntara yang sedang dibangun itu.
“Saya ke sini (lokasi huntara) hanya sekadar ingin melihat bangunan huntara, kalau sudah selesai inginnya cepat pindah ke sini,” ujar Aas (35), salah satu pengungsi warga Desa Pinara.
Ia merasa bersyukur karena pemerintah daerah menyediakan hunian sementara, disamping memberikan bantuan kebutuhan untuk sehari hari.
Sejak bencana alam pergerakan tanah dan longsor di beberapa desa di Kabupaten Kuningan, kini banyak warga terdampak bencana yang masih bertahan di tempat pengungsian. Contohnya warga terdampak bencana alam Desa Pinara, yang hingga kini masih bertahan di tempat pengungsian Desa/Kecamatan Ciniru.
Ratusan warga Desa Pinara bertahan di pengungsian, karena rumah mereka tidak bisa dihuni kembali, rusak akibat terkena bencana. Mereka dituntut untuk bersabar bertahan di tempat pengungsian sambil menunggu selesainya pembangunan hunian sementara (Huntara).
Pembanngunan Huntara bagi warga terdampak korban bencana kini sedang dalam tahap penmbangunan yang diperkirakan 75 persen selesai dibangun. Selain di Desa Ciniru, Kecamatan Ciniru, juga di Desa Kaduagung Kecamatan Karangkancana.
Untuk memenuhi kebutuhan hunian rumah sementara bagi warga terdampak bencana di Desa Pinara Kecamatan Ciniru, Desa Margacina Kecamatan Karangkancana dan Desa Cipakem Kecamatan Maleber, Pemerintah Kabupaten Kuningan akan menyediakan 585 unit Huntara, tahap awal membangun 285 unit Huntara bagi warga di tiga desa yang terdampak bencana itu. (AM)*