Makna Dalam Kesenian Golewang

KUNINGANMEDIA | Senin, 07 November 2016 14:59
Bagikan ke Facebook
KM
Seni Golewang Yang Penuh Makna [Foto: Zoen]

DI Kabupaten Kuningan banyak kesenian tradisional yang dilestarikan oleh masayarakatnya. Salah satu diantaranya kesenian golewang yang terdapat di Dusun Dayeuhkolot, Desa Cageur, Kecamatan Darma, 20 kilometer wilayah selatan pusat kota Kabupaten Kuningan.

kesenian yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu di dusun itu, hanya bisa disaksikan pada waktu tertentu yakni pada pelaksanan acara babarit atau hajat bumi. Hajat bumi atau sering juga disebut hajat lembur, sebagai bentuk syukuran kepada yang maha kuasa atas segala kenikmatan yang diterima oleh masyarakat serta simbol untuk menangkal yang tidak tidak diharapkan.

Hal itu terkandung dalam beberapa lagu yang dilantunkan oleh pesinden dalam kesenian golewang yang penuh makna. Beberapa lagu yang dibawakan oleh pesinden itu yakni lagu lahir batin, Golewang, Titi pati, Saliasih, Panangis, Renggong buyut, goyong goyong, Kembang beureum dan Raja pulang.

Lagu lahir batin mengingatkan bahwa kehidupan manusia di muka ini tak lepas dari dua persoalan lahir dan batin. Dalam lagu ini mengisyaratkan secara lahir bahwa kita harus baik dengan sesame. Begitu pula secara batin dengan sang pencipta. Lagu goléwang, mengandung makna sebagai perjalanan hidup, Lagu Titi pati mengandung arti bahwa kita harus hati-hati bahwa hidup di dunia hanya sementara.

Lagu saliasih mengandung arti bahwa kita harus saling kasih sayang dengan sesame, lagu panangis memberikan gambaran bahwa kita jangan hanya menangis dalam keadaan sedih, tapi menangis punya arti luas di hadapan yang maha kuasa. Artinya harus taat pada perintahnya serta menjauhi larangannya.

Lagu Renggong buyut mengandung arti silaturahmi, goyong-goyong ngagambarkeun hidup gotong royong, raja pulang menggambarkan bahwa manusia di dunia ini hanya mengembara suatu saat akan pulang yang bernama kematian.(Zoen)

Kirim Komentar

Nama
Alamat email
Alamat Web
Komentar
Tulis Kode: