Pemikiran Toto Sudito (Abah Mabora)
Menjadikan Kuningan Kota Bersih
KUNINGANMEDIA | Senin, 30 Maret 2015 20:49
Abah Mabora [Foto: Istimewa]
SEPERTI dalam suatu pepatah, bahwa yang namanya memelihara akan terasa lebih berat, jika dibandingkan dengan mendirikan, merebut atau memenangkan. Begitupun Kabupaten Kuningan yang pada tahun-tahun lalu selain dikenal sebagai kota Kuda juga mendapat julukan kota bersih, dengan dibuktikan beberapa kali mendapatkan gelar juara Adipura dan selanjutnya memperoleh Supremasi Kebersihan tertinggi yaitu “Adipura Kencana”.
Hal itu menunjukkan bahwa, kepedulian dan peran serta masyarakat Kabupaten Kuningan terhadap kebersihan sangat tinggi, tentunya tidak terlepas dari peran serta para kepala dinas/badan, kantor, sekolah, camat, kelurahan/desa, PKK serta Ormas.
Mungkin sesuai dengan namanya “Kuningan” harus selalu digosok, begitupun perilaku manusianya senantiasa harus selalu dibina, dibimbing, ditungguan (istilah Sunda) bila perlu digebrag/diamang-amang, sehingga dalam melaksanakan suatu pekerjaan tidak asal caos atau istilah Sunda “ Puraga tamba kadenda”.
Karena merasa sudah puas pernah meraih Adipura Kencana, mungkin juga kesadaran akan pentingnya kebersihan lingkungan sudah memudar, kini Budaya bersih yang sudah tertanam dan melekat dimasyarakat Kabupaten Kuningan sepertinya sirna, sehingga untuk mendapatkan kembali julukan Kuningan Kota Adipura diperlukan berbagai upaya dan kerja keras, bagaimana caranya memulihkan, serta mendorong prilaku Budaya bersih.
Seiring dengan itu penulis selaku warga Kuningan, ingin memberikan suatu pemikiran untuk terciptanya kembali predikat Kuningan sebagai kota bersih, sebagai kota Adipura dan sebagai Kota Adipura Kencana, meskipun dalam pelaksanaannya diperlukan berbagai hal seperti kebersamaan, keuletan juga dana yang cukup besar.
Untuk itu perlu dibuat Strategi tentang Gerakan Kebersihan Lingkungan dari tingkat Kabupaten sampai lapisan paling bawah yaitu kelurahan/desa, Rw dan Rt yang menyangkut faktor-faktor penggerak, struktur organisasi, pembagian daerah/wilayah, penjadwalan, peran kepala dinas/badan/kantor/sekolah/camat, kelurahan . /Desa/BUMN/BUMD, 0rmas, PKK, kepedulian dunia usaha, peran masyarakat, dan Lokasi yang perlu dibersihkan serta faktor pendukung lainnya..
Pada bagian ini penulis membuat strategi sebagai berikut :
1. Penggerak.: Faktor penggerak sangat besar andilnya, oleh karena itu diperlukan adanya figur keteladanan sebagai pengendali yang benar-benar mampu memberi Komando dan mau menggerakan serta siap bekerja setiap saat bila perlu siang malam.
2. Struktur 0rganisasi : Untuk tercapainya suatu tujuan dengan efektif dan efisien yang nantinya tidak saling mengandalkan mutlak perlu dibuatkan struktur organisasi dengan rincian tugas yang jelas sehingga memudahkan kontrol.
3. Pembagian Wilayah : Mengingat wilayah yang harus dibersihkan sangat luas maka perlu dibuat pembagian wilayah, dimaksudkan untuk memudahkan kontrol, meringankan petugas, tidak terjadi penumpukan dan kekurangan pekerja.
4. Penjadwalan : Dalam melaksanakan suatu kegiatan diperlukan rutinitas, oleh karena itu supaya tidak terjadi hari- hari fakum dan hari-hari padat, perlu dibuat jadwal sehingga tidak terjadi dérégdég cés dalam kata lain angat-angat tai ayam.
5. Peran Kepala Dinas/Badan, Kantor, Sekolah, Camat, Kelurahan/Desa, BUMN/BUMD, 0rmas, PKK, Kepedulian Dunia Usaha, Peran Masyarakat.
Selain pasukan Kuning yang biasa bekerja secara rutin dengan komando dari BPLHD Peran aktif para Kepala Dinas/Badan, Kantor, Sekolah, Camat, Kelurahan/Desa BUMN/BUMD, 0rmas, PKK, kepedulian Dunia Usaha dan
peran masyarakat, perlu dibudayakan serta diberdayakan dengan membuat Komitmen dan Visi yang sama yaitu menjadikan Kuningan Kota Bersih.
Kepala Dinas/Badan, Kantor, Sekolah, Camat,Kelurahan/ Desa harus menjadi panutan sekaligus seorang figur,dengan menunjuk Komandan yang dipandang berwibawa serta mampu menggerakan pasukannya dan berdedikasi tinggi.
Dalam pelaksanaannya dilapangan, tidak akan lepas dari pendanaan. Oleh karena itu Dinas/Badan/Kantor, Sekolah, Camat,Kelurahan/Desa, hendaknya menganggarkan dana yang cukup, baik untuk sarana/prasarana, Bunganisasi juga upah.
Peran Dinas Instansi terkait Adipura :BPLHD, Diknas, Dinas kesehatan, Camat, SDAP Ormas dan PKK Perlu menjadikan motor terdepan sebagai penggerak.
Sementara ini, yang nampak membantu pekerjaan pasukan Kuning adalah PKK dan anggota Korpri, itupun bersifat temporer, sedangkan peran BUMN/BUMD dan Dunia Usaha terkesan menjadi penonton, kemungkinan belum diberdayakan atau belum diadakan pendekatan.
6.Sasaran Gerakan : Sasaran gerakan yang harus diperhatikan diantaranya : bangunan pemerintah, bangunan kantor, Dinas/Lembaga, sungai, pertokoan, pasar, tempat sampah, sekolah, terminal delman,terminal bus dan angkot, Jalan protokol/jalan propinsi,jalan Kelurahan/desa, gang, senderan, masjid, taman – taman.
7.Metode : Metode yang digunakan adalah : Sosialisasi, penyuluhan, dipaksa, kapaksa, terpaksa, bisa dan biasa,
(Diamang–amang, diomong–omong , diiming–iming)
8. Faktor Pendukung : Sebagai faktor pendukung, perlu adanya kendaraan untuk mengangkut sampah,
tempat pembuangan sampah sementara (TPS), tong sampah, sarana peralatan/alat-alat kebersihan.
9. Peran Dunia Usaha : Dunia usaha sepertinya penonton yang hanya asik mencari nafkah, oleh karena itu harus didorong ikut serta, bersama- sama menggalakan Kuningan Kota bersih.
10. .Peran Serta Masyarakat : Dengan diraihnya Kota Adipura, sudah jelas peran serta masyarakat sangat tinggi, yang selanjutnya bagaimana upaya penggerak memberikan motivasi pada masyarakat.
11.Sanksi : Mengacu pada Perda Kebersihan Ketertiban Keindahan (K-3) .
12.Hadiah.: Untuk memberi dorongan moral pada individu, organisasi, masyarakat, kantor, sekolah, penggerak dan perlu diberikan berupa hadiah/penghargaan yang sesuai dengan prestasinya yang diraih.