Club Atlit OSG 86 Lahirkan Atlit Berprestasi

KUNINGANMEDIA | Jum'at, 18 Oktober 2013 06:36
Bagikan ke Facebook
KM
[Foto: ]

CILIMUS,(KM) Termotivasi dengan peraihan prestasi putri sulungnya Tresna Puspita Gusti Ayu yang tak hanya sukses menjadi atlit nasional, namun juga kiprahnya telah turut berjuang mengharumkan nama bangsa dalam kancah ivent internasional, akhirnya Agus Samsudin, S.Pd membentuk perkumpulan atletik dengan nama OSG 86.

Agus yang kesehariannya bertugas sebagai guru olah raga di SDN Kaliaren menuturkan, jika nama OSG diambil dari nama lokasi tempat pelatihan, yakni Open Space Gallery (OSG) Desa Linggasana, Kecamatan Cilimus. Sedang 86, menurut Agus, dirinya mengambil dari nama alumnus SMPN 1 Cilimus angkatan 86 yang menjadi pemberi support pada keberlangsungan club atlit dibawah bimbingan dirinya tersebut.

Dalam perjalanannya club OSG 86 yang berdiri sejak Maret 2012 itu kini memiliki anggota sebanyak 35 orang, berasal dari semua SMP yang ada di Kecamatan Cilimus, dari SMPN Koreak Kecamatan Cigandamekar, dari SMAN Cilimus, SMAN Jalaksana, juga dari SMKN 3 Kuningan.

 “Saya sangat bersyukur, karena pendirian club ini tidak hanya mendapat rekomendasi, namun juga dukungan dari pihak KONI, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga, serta Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kuningan yang mengijinkan OSG menjadi lokasi tempat penggodogan para atlit OSG 86 ini,” ujar Agus.

Terutama, sambungnya, keterlibatan Kasi Olah Raga Disdikpora Asep Ismanto, S.Pd, M.Pd yang sering memantau dan memperhatikan kebutuhan-kebutuhan sarana penunjang clubnya. Disamping itu yang membuat dirinya merasa bangga adalah kerelaan beberapa teman sejawatnya yang sudi mendampingi dirinya dalam membina para atlit masa depan Kuningan tersebut.

“Saya bangga, sekaligus terharu karena dalam melatih saya tidak sendiri, saya didampingi oleh atlet nasional asal Kuningan Rio Prasetyo, S.Pd, Dra. Sugiarti guru SMPN 2 Cilimus dan Kuswana, S.Pd pengajar dari SDN Linggaindah,” tuturnya.
Dijelaskan Agus, kebanggaan itu lahir karena mereka melatih tanpa pamrih, atau tidak meminta imbalan apa pun dari para peserta didik,

 “Kami tidak memungut biaya dari para atlit yang kami bina, kecuali uang kas Rp 1000 setiap kali latihan. Dan itu bukan untuk kami para pelatih, tetapi untuk membeli minuman mereka juga,” jelas Agus.

Tampaknya, berkat kedisplinan intensitas, juga kualitas pelatihan, perjuangan tanpa pamrih Agus CS tidak sia sia. Dan cita-cita Agus untuk melahirkan atlit-atlit berprestasi dari ranah Kuninganpun mulai terealisasi. Hal itu dibuktikan dengan peraihan 17 medali, diantaranya lima medali emas, lima medali perak dan tujuh medali perunggu pada gelaran Porkab lalu.

“Kami memang belum sempurna, karena dari 42 cabang atletik yang ada kami belum bisa melakukan pelatihan untuk cabang lompat galah, lompat jangkit dan lompat jauh karena belum adanya sarana. Namun untungnya pihak Disdikpora, dalam hal ini Kasi Olah Raga telah berjanji untuk menanggulangi kekurangan sarana tersebut,” katanya.

Agus beserta rekan-rekannya memang sangat berharap, meski mereka tidak mendapat imbalan apapun, asal pihak pemerintah sudi memberi perhatian pada club atlit yang mereka bina, terutama dalam bantuan sarana penunjang latihan. Karena yang mereka lakukan bukan sebuah pekerjaan yang bersifat mubazir, namun sebuah bentuk ikhtiar untuk mendulang kejayaan dan keharuman nama Kuningan dari cabang olah raga atletik. (Yud’s)

Kirim Komentar

Nama
Alamat email
Alamat Web
Komentar
Tulis Kode: