Berdirinya Desa Cipondok

KUNINGANMEDIA | Rabu, 27 Juni 2012 20:53
Bagikan ke Facebook

SEKIRA  tahun 1800 di Cipondok Kecamatan Cibingbin, sudah ada pedukuhan dan pusat pemerintahan, yakni di Cipondok Girang kurang lebih tiga .kilometer arah selatan Kantor Kepala Desa Cipondok. Bahkan dulu Cipondok Girang dijadikan sebagai pusat pemerintahan yang dipimpin seorang Kuwu.

Namun pada saat itu juga pusat pemerintahan pindah ke lokasi yang kini menjadi kantor kepala desa, karena pada saat itu di Cipondok Girang terjadi   bencana alam yang disebabkan retaknya Gunung Beleketebe.

Kini bekas pusat pemerintahan itu menjadi kebun atau hutan milik rakyat. Hingga kini Desa Cipondok sudah dipimpin oleh sebanyak 25 orang Kuwu dengan masa jabatan yang cukup lama.

Kuwu-kuwu yang pernah memimpin masyarakat Desa Cipondok diantaranya  Buyut Haji, Seda Sakti, Jaya Rusmi, Suta Raga, Suta Reka, Arga Suta, Ki Banjang, Ki Carik, Keti Bangsa, Keti Dipa, Sastra Praja, Suta Wangsa, Astra Bangsa, Kerta Diraksa, Merta Dipa, Astra Santana, Astra Diraksa, Kerta Dijaya, Sumardi,  Jaya Bangsa, ( PJS ), Suhaemi, Soewarno, HS. Jamiat  Edi Supriadi dan Suhamad, SE

Konon, Cipondok berasal dari dua kata dalam bahasa Sunda yakni Cai dan Mondok. Cai artinya air dan Mondok (meuting: Sunda) artinya menginap. Bila diterjemahkan secara bebas Cai Mondok di sini lebih ditujukan pada peristiwa terjadinya penguapan air pada pohon-pohon akibat pengaruh suhu dingin sehingga muncul ungkapan Cai Mondok yang akhirnya menjadi nama Cipondok.

Hal itu cukup beralasan, karena Cipondok merupakan daerah yang dikelilingi oleh beberapa gunung    dan kawasan  hutan lebat dengan udara sejuk sehingga tidak menutup kemungkinan terjadinya penguapan pada pohon-pohon tertentu.

Terlepas bagaimana terjadinya peristiwa menguapnya air hingga menjadi sebuah nama Cipondok, yang jelas dengan munculnya nama itu selalu dikaitkan dengan ungkapan seorang tokoh sesepuh masyarakat Cipondok pada masa ratusan tahun silam yang mengatakan bahwa suatu saat Cipondok akan menjadi tempat pamondokan atau daerah persinggahan bagi orang luar yang sengaja datang maupun yang sedang mengadakan perjalanan.

Ungkapan itu ternyata benar, kini Desa Cipondok selain menjadi desa yang maju dan mandiri juga menjadi daerah yang banyak dikunjungi oleh orang luar  yang sengaja datang maupun sedang mengadakan perjalanan.

Hal itu mula-mula ditandai dengan datangnya seorang kyai asal Cirebon bernama Raden Noer Sungeb yang datang beristirahat di tempat yang kini disebut Paniisan. Begitu pula tentara Pasukan Siliwangi yang akan hijrah ke Yogyakarta pernah menginap di Desa Cipondok. (Jun/Kuninganmedia.com)

Kirim Komentar

Nama
Alamat email
Alamat Web
Komentar
Tulis Kode: