---

KARAMATMULYA : Desa Pajambon Kecamatan Karamatmulya, selain terkenal dengan obyek wisata-nya yakni Lembah Cilengkrang, terkenal pula dengan buah jambu batu.

Di desa lereng Gunung Ciremai ini, jambu batu tidak mengenal musim sebab hamper setiap hari ada saja petani yang memanen hasil budidaya di lahan khusus puluhan hektar itu.

Suwirja (72) salah saurang warga Pajambon, dia tertarik untuk budidaya jambu batu karena melihat warga lainnya yang sukses menembangkan usaha tani jambu batu. Kendati baru beberapa tahun, hasilnya sudah bisa dirasakan untuk menunjang ekonomi keluarga.

“Terus terang saja saya tertarik karena melihat H. Abdul Karim, yang sukses dalam budidaya jambu batu.. Saya menanam jambu hanya beberapa puluh bata, karena tak punya lahan lagi,” kata Suwirja.

Meskipun begitu, sambung Suwirja, hasilnya lumayan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Misalnya dari sebanyak 40 pohon, dalam usia satu tahun bisa menghasilkan 2,5 kwintal jambu batu.

Menurut Suwirja, yang pertama kali merintis budidaya jambu batu di Desa Pajambon yakni a H. Abdul Karim. Pada tahun 2005 H. Abdul Karim membawabibit  jambu batu merah dari Citayem Bogor dan mencoba menanam di lahan miliknya kurang lebih 10 pohon. Melihat buahnya bagus dan menghasilkan rupiah, dia menanam jambu di lahan lebih dari tiga hektar.

Jika sedang bagus, harga jambu Pajambon bisa nmencapai Rp3000 rebu/kg. Tapi jika sedang panen melimpah atawa atau musim buah-buahan lainnya, harganya rendah mencapai Rp 1500/kg.

Kini petani jambu batu di Desa Pajambon sudah mempunyai peluang asar yakni ke daerah Cirebon, Bandung, jambi, Medan dan Batam. Dalam sehari tidak kurang dari lima ton jambu batu Pajambon dipasok ke daerah tersebut.

“Dalam pemasaran sebenarnya tidak ada masalah, tapi harapan saya pemerintah membantu dalam pengaturan harga jambu yang terkadang tidak stabil atau anjlok,” harap Suwirja. (jun/kuninganmedia.com)*