Gubernur Jawa Barat (Bag I )

KUNINGANMEDIA | Senin, 15 Agustus 2011 19:45
Bagikan ke Facebook

Saya beserta rombongan, tiba di Desa Legokherang pada sore hari. Keesokan harinya sehabis sarapan pagi, saya meminta seorang penduduk Legokherang mengantar ke Desa Mandapa, untuk menemui Letnan Kolonel Soekanda Bratamanggala. Saya menduga Letnan Kolonel Bratamanggala adalah yang mewakili Markas Besar Komando Djawa (MBKD) dan sudah berada di sana

Setelah agak siang, saya dan Kapten Haji Rusdi berangkat ke Mandapa. Sementara rombongan ditinggalkan di Legokherang. Ternyata benar, Letnan Kolonel Soekanda Bratamanggala sudah berada di Desa Mandapa. Kepala Perwakilan MBKD itu menempati sebuah rumah sederhana.

Di situ, saya dan kapten Haji Rusdi bertemu pula dengan MayorSentot, Wakil Kepalka MBKD dan Letnan Dua Naya Iskandar Somantri, Kepala Staf MBKD> hadir pula Letnan Kolonel dr. Tarekat, Letnan Moeslimin dan Mayor Gani, tapi Mayor Gani kemudian meneruskan perjalanan menuju posnya, sedangkan saya dan Kapten Haji Rusdi menginap di rumah yang ditempati Letnan Kolonel Soekanda Bratamanggala. Pada saat itulah saya mendapat kabar Kompi Staf Dekking MBKD Cop X4 yang dipimpin oleh Lettu Herman Sarens Soediro baru saja mengusir tentara Belanda yang sebelumnya menduduki Kota Kecamatan Subang.

Esok harinya, saya dan Kapten Haji Rusdi bersama-sama dengan para pimpinan perwakilan MBKD berangkat ke Subang, guna mengadakan pertemuan dengan para pejuang dan pemuka-pemuka masyarakat. Di perjalanan dari Mandapa ke Subang, saya sudah merasakan tidak enak badan, dan ketika pertemuan di Subang berlangsung suhu badan terasa tinggi. Para pejuang dan beberapa anggota TNI segera membawa saya ke suatu rumah di pinggiran Kota Kecamatan Subang, Setelah dr. Tarekat memeriksanya, ternyata saya terserang malaria, dan segera member obat pil kina. Mungkin saya kena gigitan nyamuk malaria waktu berjalan kaki dari Karangduwur Jawa Tengah menuju ke Subang Jawa Barat itu.
Selama itu saya sendirian di rumah dan sewaktu-waktu ditengok secara rutin oleh dokter Tarekat. Turut menengok pulaLetkol. Abimanyu, juga Mayor Roekman.

Saya baru sembuh setelah empat belas hari, kemudian segera bergabung kembali dengan markas perwakilan MBKD di Cijambu. Di markas telah ada Letnal Kolonel dr. Roebiono yang sementara bergabung. Begitu saya datang, yang sedang berjaga di markas menyerahkan dua pucuk surat. Satu surat ditanda-tangani Panglima Teritorium Jawa Kolonel A.H Nasoetion yang berisi pengangkatan saya menjadi Komisaris MBKD untuk Jawa Barat. Dan satu surat lagi ditanda-tangani dua pejabat teras Kementerian dalam Negeri yang berisi membaca isi surat-surat itu saya menemui Letnan Kolonel Soekanda Bratamanggala, yang kebetulan sedang ada di markas, lalu saya bertanya :
“mengapa saya diangkat menjadi Gubernur, padahal Gubernur Jawa Barat sudahada Pak Sewaka.”

“Tidak tahu, tetapi ketika saya melapor hendak berangkat ke Jawa Barat (dari Yogyakarta), Presiden menegaskan bahwa mulai hari ini tanggal 19 Desember 1948 Pak Ukar yang ditugaskan menjadi Gubernur Jawa Barat,” kata Letnan Kolonel Soekanda Bratamanggala.
Saya sendiri tidak mengetahui bahwa sejak di Jogyakarta, atau sejak tanggal 19 Desember 1948, sudah diangkat menjadi Gubernur. Pada malam tanggal itu, saya sedang berjalan kaki dari Kutoarjo menuju Jogyakarta sekembalinya dari Kebumen.
“Diterima pula pengangkatan Ir. Ukar menjadi Gubernur Jawa Barat oleh Pemerintah RI Darurat ditanda-tangani Syafruddin Prawiranegara per-radiogram melewati Radio All India bulan Desember 1948,’ kata Letnan Kolonel Soekanda pula,
Mengirim Surat Kepada Teman-Teman

Tugas Gubernur, waktu itu, pada pokoknya ada tiga :
-Pertama, yang terutama memegang bendera keberadaan Pemerintah Republik Indonesia di Jawa Barat;
-Kedua, meningkatkan semangat badan-badan perjuangan rakyat yang bermunculan di berbagai daerah di Jawa Barat;
-Ketiga, membangkitkan kembali perasaan warga Republik Indonesia, sekurang-kurangnya merasa berkaitan dengan Republik Indonesia di kalangan rakyat Jawa Barat, termasuk yang sudah bekerja di Negara Pasoendan.

Segera saya mengirim surat kepada tokoh-tokoh pergerakan yang saya kenal sebelum tahun 1942, tokoh-tokoh perjuangan yang saya kenal di tahun-tahun antara 1942 dan tahun 1948, tidak dibedakan apakah mereka bergabung dengan negara Pasoendan atau tidak.

Dalam surat dituliskan sebagai Gubernur Jawa Barat. Surat-surat dikirim dengan bantuan kurir-kurir, yang terdiri dari laki-laki dan wanita. Untuk daerah-daerah yang dekat seperti Kuningan, Majalengka, Ciamis dan Tasikmalaya Utara, kurir-kurir mengirimkan surat-surat itu langsung ke alamat yang dituju, sedangkan untuk daerah lainnya kurir hanya mengirimkannya ke Bandung, dari sana teman-teman seperjuangan yang diminta bantuannya meneruskan ke alamat yang dituju. Kurir utama ke Bandung adalah Letnan Abdullah, yang baru lulus dari akademi Militer Nasional Magelang. Letnan Abdullah pernah tertangkap oleh Belanda dan disiksa. Isi surat yang dikirimkan pendek saja, yaitu :
Telah ada Pemerintah Republik Indonesia di Jawa Barat.

Wssalam,
Gubernur Jawa Barat
Ir. Ukar Bratakusumah

Sumber : IR. R.H UKAR BRATAKUSUMAH (Dari Jaman Penjajahan Belanda Hingga Jaman Pembangunan)
Seorang Pejuang dan Pelopor Pertambangan
Penerbit : Yayasan Kudjang Bandung 1995

Komentar (2)

jannie rafsan

kalau pusat pengaduan keluhan masyarakat kuningan-jabar dimana ya?? alamat website nya apa ada yang tau ga ??

pandjie sindhubrata rusdi

saya merasa bangga dengan artikel ini karena tercantum nama pejuang kakek saya kapten haji rusdi untuk membela negara indonesia.081320705590

Kirim Komentar

Nama
Alamat email
Alamat Web
Komentar
Tulis Kode: