Rumah Peninggalan Eyang Hasan Maolani, Dipugar Atau Dirusak

KUNINGANMEDIA | Jum'at, 12 Agustus 2011 00:10
Bagikan ke Facebook

DI Desa Lengkong, Kecamatan Garawangi, Kabupaten Kuningan, ada sebuah rumah panggung yang boleh dibilang punya keunikan tersendiri. Uniknya, walau usianya sudah mencapai lebih dari 300 tahun, namun rumah berukuran 6 x 8 meter itu terlihat masih kokoh.

“Rumah Ini merupakan peninggalan Eyang Hasan Maolani, beliau merupakan Kyai yang sangat berpengruh pada masa perjuangan kemerdekaan,” kata Yatar (50), warga Desa Lengkong.

Banyak pihak yang menyayangkan tentang keberadaan rumah yang memiliki nilai sejarah tersebut. Selain kurang terawat, juga banyak bagian yang hilang keasliannya.
Hanya ahli warisnya yang mau merawatnya. Itu pun hanya dilakukan secara sederhana daripada tidak sama sekali merawatnya, demi mempertahankan keutuhan rumah tersebut yang kondisinya semakin memprihatinkan.

Menurut K. Emon (80), salah seorang ahli waris Eyang Hasan Maolani yang masih setia merawat rumah peninggalan leluhurnya itu, memang banyak pihak yang punya niat untuk memelihara rumah peninggalan itu, karena dianggap punya nili sejarah dan seni yang cukup tinggi.

Namun belum satu pun yang berhasil karena tidak ada kesepahaman diantara kedua belah pihak.

“Bagi kami, tidak memberikan begitu saja, tanpa alasan yang jelas dan mengadakan musyawarah terlebih dulu,’ kata K. Emon.

Dulu sekira tahun 1990, ada pihak yang mau mencoba memugar bangunan dengan dalih akan dijadikan obyek wisata. Pada saat itu, dia termasuk satu-satunya ahli waris yang tidak berani menandatangani surat permohonoan, selain dirinya tidak diajak musyawarah juga memikirkan dampaknya, karena dengan dibangunnya obyek wisata tersebut, permukiman penduduk tersingkir jadi kawasan wisata,

“karena saya tidak ikut menanda tangani surat, akhirnya rencana itu gagal,” kata Emon.
Kendati demikian, pada saat itu rumah peninggalan Eyang Hasan Maolani dipugar dengan maksud akan dipelihara.

Sebenarnya, Emon tidak mempermasalahkan bila rumah itu akan dipugar asal pada bagian yang rusaknya saja dan jangan sampai ditembok agar tidak hilang keasliannya. Namun keinginan Emon seperti itu tidak digubris, buktinya banyak bagian rumah yang kini hilang keasliannya dan akhirnya pemugaran pun terkatung-katung, karena ditinggalkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

Kirim Komentar

Nama
Alamat email
Alamat Web
Komentar
Tulis Kode: