Ciri-ciri Sekolah Bermutu (Bagian-I )*

KUNINGANMEDIA | Kamis, 23 Juni 2011 18:10
Bagikan ke Facebook

MEMASUKI awal tahun pelajaran baru, para orang tua sering bingung memikirkan kelanjutan pendidikan putera-puteri mereka. Walaupun belum mengetahui apa sebenarnya yang ada dan akan terjadi.

Ada juga orang tua yang sering mengklarifikasi eksistensi sekolah dan kemajuannya sehingga melihat prospek sekolah sebagai wacana utama sebelum menjatuhkan pilihan.

Orang arif menasehati, kalau mau berguru ilmu silat datanglah kepada pendekar ulung yang terkenal. Kalau mau belajar agama, datanglah kepada kyai yang tersohor. Kalau mau kuliah, datanglah ke kampus yang di dalamnya bertebaran guru besar. Dan kalau mau sekolah masuklah ke sekolah yang bermutu.

Animo yang berkembang di masyarakat mengindikasikan adanya kecenderungan orang tua untuk memasukkan anak-anaknya ke sekolah yang bermutu sebagai upaya untuk membangun masa depan anak yang prospektif.
Berbagai upaya mereka lakukan agar harapan tersebut bisa terealisasi bahkan sejumlah biaya mereka siapkan manakala mereka harus memenuhi persyaratan finansial.

Profil sekolah yang bagaimanakah yang mendapat trust (kepercayaan) dan mendapat label sekolah bermutu? Untuk menjawab pertanyaan ini penjabarannya cukup kompleks.

Di satu sisi ada sejumlah sekolah yang sudah memiliki label paten sebagai sekolah bermutu sehingga upaya untuk membangun animo masyarakat relatif tidak sulit.

Namun di sisi lain bagi institusi sekolah yang sementara masih dipandang sebelah mata oleh masyarakat, terkesan sangat rumit untuk bisa mendapatkan predikat sebagai sekolah bermutu.

Secara sederhana untuk memberi label apakah suatu sekolah dikatakan bermutu atau tidak sebenarnya dapat dilihat dari internal branding yang mereka miliki. Internal branding adalah label yang dimiliki oleh sebuah institusi, organisasi, instansi, atau perusahaan terhadap prestasi yang dimiliki.
Internal branding lebih diketahui oleh intern rumah tangga. Terkait dengan mutu maka hanya orang-orang dalam yang lebih tahu banyak dibanding dengan outsider (orang luar) dalam hal ini masyarakat. (Subagio,M.Pd/Kepala SMPN 2 Cibeureum)*

Kirim Komentar

Nama
Alamat email
Alamat Web
Komentar
Tulis Kode: