Mengenal Kembali Taman Purbakala Cipari

KUNINGANMEDIA | Selasa, 28 Desember 2010 19:40
Bagikan ke Facebook

CIGUGUR : Taman Purbakala Cipari di Kelurahan Cipari, Kecamatan Cigugur, termasuk salah satu obyek wisata sejarah di Kabupaten Kuningan. Sayangnya, lokasi wisata ini belum dimanfaatkan optimal oleh para wisatawan terutama kalangan pendidikan.

Padahal, beberapa tahun lalu, tidak sedikit para siswa dan mahasiswa dari beberapa sekolah dan perguruan tinggi yang sengaja datang ke Taman Purbakala Cipari dalam rangka studi tour

Cipari, dulu merupakan sebuah kampung yang menginduk ke Desa Cigugur, Kecamatan Kuningan, berubah jadi kelurahan menyusul Cigugur jadi Kacamatan dan terjadi pamekaran Kelurahan Cigugur yang saat itu meliputi lima kampung yakni Kampung Cipari, Citamba, Panawarbeas, Cipager dan Mayasih.

Sementara, Mayasih merupakan bukit yang terletak di sekitar Kampung Cipager. Bukit Mayasih luasnya ratusan hektar yang meliputi beberapa blok, diantaranya Blok Batu Nini dan Situ Hyang, yang di sekitarnya penuh dengan tumpukan batu-batu yang cukup besar.

.Di daerah ini warga Cigugur pernah menemukan batu lumpang, yang selanjutnya ditemukan pula beberapa benda perunggu yang mulai ada sekitar abad XVII. Penemuan itu saat warga sekitar sedang mencangkul di kebun.

Selanjutnya, di empat kampung itu ditemukan bangunan peninggalan kepurbakalaan, yaitu berupa bangunan megalitik berupa peti kubur batu, batu dakon, menhir dan batu pelinggih di Kampung Cipari, Citamba, Panawarbeas dan Kampung Cipager.

Mengutip keterangan Teguh Asmar, dalam buku Seminar Arkeologi (Cibulan 2-6 Pebruari 1976), Pusat Penelitian Arkeologi Nasional Departemen P dan K 1983 Eskapasi (penggalian) di Kuningan, dimulai tahun 1975 atau empat tahun setelah ditemukannya benda-benda pra sajarah.

Teguh Asmar adalah petugas dari Direktorat Sejarah dan Purbakala Direktorat Jenderal Kebudayaan, yang saat itu memimpin penggalian benda-benda purbakala di Kuningan

Hal itu dilakukan dengan cara menggali peti kubur batu di Desa Cibuntu Kecamatan Mandirancan (sekarang Kecamatan Pasawahan), Desa Rajadanu Kecamatan Jalaksana (sekarang Kecamatan Japara), Desa Ragawacana Kecamatan Kuningan (sekarang Kecamatan Karamatmulya), Kampung Panawarbeas dan Kampung Cipari Desa Cigugur (sekarang Kelurahan Cipari Kecamatan Cigugur).

.

Dalam buku kumpulan hasil seminar arkeologi, disebutkan dibandingkeun dengan situs-situs lainnya, terutama situs Cibuntu, Cipari lebih memiliki strata oleh variasi penemuan yang menunjukan perbedaan strata.

.
Cibuntu hanya memiliki lima strata tanah, begitu pula situs lainnya hanya tiga atau empat strata termasuk stratum peti kubur batu strata setelah peti kubur yang satu benda ditemukan.

Sementara, Cipari memiliki tujuh strata yakni bercampurnya starata satu sampai strata lima, dengan ditemukannya peti batu menyatu dengan beliung batu persegi, kapak perunggu dan bentuk benda gerabah yang memiliki beberapa variasi.

Sedangkan dalam strata enam sampai strata tujuh ditemukan fragmen-fragmen benda gerabah yang sudah rusak dan di beberapa tempat mengelompok fragmen batu chert, obsidian,atau batu kwarsa lainnya. (KM-01)*

Kirim Komentar

Nama
Alamat email
Alamat Web
Komentar
Tulis Kode: