Pabrik Chip Ubi Jalar Terhenti, Tim Penilai PPK IPM Prihatin

KUNINGANMEDIA | Kamis, 08 Juli 2010 18:29
Bagikan ke Facebook

KUNINGAN :Tim Penilai Program Pendanaan Kompetisi Akselerasi Peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (PPK IPM) Propinsi Jawa Barat bersama Ahli Tata Kelola Agribisnis Institut Pertanian Bogor (IPB) saat ekspose peningkatan sektor daya beli masyarakat di Ruang Rapat Setda Kuningan, merasa prihatin, dengan terhentinya produksi ubi jalar yang justru diharapkan bisa mendongkrak daya beli masyarakat terutama masyarakat Kuningan.
“Dengan berhentinya mesin chip di Desa Panawuan dan pabrik lainnya sangat mengkhawatirkan. Kalau dibiarkan terus akan mengancam ke beberapa sektor, termasuk pemberhentian karyawan dan ketidakpercayaan pihak luar untuk berinves. Ini harus segera dicarikan solusinya dengan duduk bersama antara pemerintah pusat, daerah, pengusaha dan juga petani,” papar Ajat, Tim Penilai PPK-IPM Propinsi Jabar.
Dihadapan Satlak PPK-IPM, Disperindag, pengusaha olahan ubi jalar dan kelompok tani, Dahrul menjelaskan, harus ada langkah kongkrit dalam menyikapi permasalahan tersebut terutama dari kreatifitas pengelola pabrik olahan ubi jalar. “Harus ada langkah kongkrit, diantaranya manajemen pengolahan dan biaya usaha tani. Ke-duanya harus bersinergi, dan mencari pola yang cocok dengan Kuningan terutama dengan icon sehingga adanya kesatuan manajemen hulu dan hilir, setelah itu ada portofolio bisnis yang ditetapkan, misalnya ‘ubi ungu yang siap dipasarkan ke pasar modern’,” paparnya.
Ada enam pabrik olahan ubi jalar yang didanai PPK-IPM tersebut, diantaranya Desa Panawuan Kec. Cigandamekar, Desa/Kec. Pancalang, Desa Kalapagunung Kec. Karamatmulya, Desa/Kec. Jalaksana, Desa/Kec. Cipicung dan Desa Cimaranten Kec. Lebakwangi dengan menelan biaya sekitar Rp 6 milyar. (KM-02)

Kirim Komentar

Nama
Alamat email
Alamat Web
Komentar
Tulis Kode: