Mahalnya Harga Sambal

KUNINGANMEDIA | Selasa, 06 Juli 2010 15:32
Bagikan ke Facebook

CIBINGBIN : Naiknya harga sejumlah kebutuhan pokok setelah kenaikan tarif dasar listrik (TDL) per Juli semakin memberikan keterpurukan kepada rakyat dan menurunkan tingkat daya beli masyarakat.

Hal tersebut tercermin pula kepada penduduk Kuningan yang notabene adalah masyarakat perantau.

Terlebih bagi warga yang berada di daerah pelosok, ketidakterjangkuan daya beli masyarakat menjadikan warga harus mencari alternatif lain termasuk dalam mengonsumsi makanan.

“Harga cabe merah dan rawit saja sekarang sudah menembus Rp 40.000 perkg. Mau bagaimana, pengen sambal saja harus membayar mahal, apalagi pengen makan daging, gimana mau memperbaiki gizi keluarga kalau kondisinya seperti ini,” ujar Latif (50), warga asal Cibingbin.
Munculnya pimpinan baru dengan angin segar penurunan harga BBM dan subsidi gas dua tahun terakhir diharapkan Latif dan warga lainnya membawa angin segar dengan memicu penurunan harga pada sektor lainnya.
Tapi kenyataannya justru sebaliknya, kendati kenaikan TDL itu tidak diperuntukkan menengah kebawah tapi tetap saja dampaknya dirasakan berat oleh masyarakat menengah kebawah terutama prasejahtera.
“Dua bulan lagi Idul Fitri, semua harga pasti naik sementara penghasilan bukan bertambah malah semakin sulit. Yang kaya semakin kaya, yang korupsi semakin korupsi dan yang miskin semakin terhimpit,” papar Latif. (KM-02)*

Kirim Komentar

Nama
Alamat email
Alamat Web
Komentar
Tulis Kode: