Target Retribusi RSUD ’45 Naik Rp 9 miliar

KUNINGANMEDIA | Rabu, 02 Juni 2010 18:19
Bagikan ke Facebook

KUNINGAN : Target retribusi Badan Rumah Sakit Umum Daerah (BRSUD) ’45 Kuningan di tahun 2010 ini ditekankan naik Rp 9 miliar, dari Rp 26 miliar pada perubahan APBD 2009 menjadi Rp 35 miliar untuk putaran 2010.
Kepala BRSUD ’45 dr. H.Afif Kosasih M.Kes., didampingi Wakil Kepala Bidang Administrasi Kuswara kepada kuninganmedia.com menjelaskan, kenaikan tersebut diakuinya cukup fantastis, pihak DPRD pun merasa ragu dengan target tersebut. Akan tetapi setelah ada suntikan dari asuransi tipe B, pihak RSUD pun merasa terbantu dan merasa wajar dengan kenaikan itu.

Akibatnya pihak rumah sakit harus memutar cara untuk bisa mengejar target PAD kepada negara (Pemkab) tersebut. Mau tidak mau, pada awal tahun, RSUD ’45 mengajukan kenaikan tarif kepada DPRD. Hampir semua item diusulkan RSUD untuk naik, kendati awalnya cukup alot dan berbagai penolakan dilontarkan anggota legislatif. Akan tetapi, DPRD menyetujui dan mengesahkannya juga.

Ia juga menjelaskan, kenaikan tersebut adalah kenaikan rutin setiap lima tahun sekali, dan puluhan item yang dinaikkan masih dalam tingkat kewajaran, dan jika dibandingkan dengan rumah sakit lain, RSUD Kuningan masih tergolong murah. Seperti pada tarif rawat jalan RSU menaikkannya dari Rp 8.000 menjadi Rp 20.000.

“Setelah studi banding, ternyata di daerah lain rawat jalan saja sudah mencapai Rp 25.000, itu sudah berlaku sejak beberapa tahun lalu. Di Kuningan baru akan diberlakukan tahun ini, itu mungkin hanya item itu yang agak tinggi, tarif lainnya yang menyangkut ke pelayanan masyarakat hanya naik lima persen,” jelasnya.

Ketika ditanya kenaikan yang dinilai banyak kalangan tetap memberatkan masyarakat. Menurut Afif, pelayanan jika dibandingkan dengan fasilitas dan sarana pengobatan yang sekarang jauh lebih mahal. Untuk rumah sakit milik daerah, dipandangnya kenaikan itu hanya untuk memberikan infas saja antara rumah sakit dengan Pemkab.

“Tidak untuk dibagikan kepada para pemimpin dan karyawan rumah sakit. Kalaupun ada keuntungan, itu pasti dialihkannya kepada investasi bukan untuk bagi-bagi ke pemilik rumah sakit. Berbicara beban masyarakat, pemerintah sudah sangat bijak dengan adanya Jamkesmas. Jadi bagi warga yang tidak mampu jangan merasa khawatir, karena akan ditanggung oleh pemerintah,” paparnya.
(KM-03)

Kirim Komentar

Nama
Alamat email
Alamat Web
Komentar
Tulis Kode: