Pengrajin Tahu Tempe Masih Menggunakan Kedelai Impor

KUNINGANMEDIA | Senin, 17 Mei 2010 16:33
Bagikan ke Facebook

KUNINGAN : Langkanya ketersediaan bahan baku kedelai lokal, ratusan pengusaha tahu tempe (home Industri) di Kabupaten Kuningan sejak puluhan tahun silam hingga sekarang masih menggunakan bahan baku kedelai impor.

Padahal para pengusaha tahu tempe mendambakan adanya pasokan kedelai lokal agar lebih murah dan tetap mempertahankan omzet yang ada. Lebih terpuruk lagi, apabila ada kenaikan harga kedelai impor, para pelaku usaha kecil itu mengaku ketar-ketir dan sulit untuk meningkatkan omzetnya.

"Sekarang ini harga kedelai impor Rp 5.000 per kilogram, padahal kalau kedelai lokal ada, harganya lebih murah yaitu sekitar Rp 3.700 per kgnya. Cuma kami merasa sulit untuk mencari kedelai lokal, apalagi di Kuningan sama sekali tidak ada yang mau menanam," ujar Solihin (45), salah seorang pengrajin tahu di Kuningan.

Kondisi tersebut dibenarkan Bambang Wahyudi, Kasi Manajemen dan Aneka Usaha pada Dinas Koperasi dan UKM Kuningan. Menurutnya, setiap bulan Kuningan menerima impor kedelai sebanyak 500 ton atau sekitar 6.000 ton pertahun dengan harga Rp 5.000 perkg untuk disebarkan kepada 250 pengusaha tahu tempe yang ada di Kuningan.
Hal tersebut terus berlangsung sejak tiga puluh tahun silam dan hingga sekarang kedelai lokal itu susah didapat karena para petani di Kuningan dan juga di daerah lainnya kebanyakan malas dan tidak tertarik terhadap penanaman kedelai tersebut. (KM-02)*

Kirim Komentar

Nama
Alamat email
Alamat Web
Komentar
Tulis Kode: